TINDAKAN PEMERINTAHAN PEMBUBARAN ORGANISASI MASYARAKAT HIZBUR TAHRIR INDONESIA SUATU TINJAUAN ASPEK LEGALITAS

  • Rukiah Latuconsina Universitas Darussalam Ambon
  • Dayanto Dayanto Universitas Darussalam Ambon
  • Kasim Solissa Universitas Darussalam Ambon
  • Kisyam Loilatu Universitas Darussalam Ambon
Keywords: Aspek Legalitas, Pembubaran Organisasi Masyarakat, Tindakan Pemerintahan

Abstract

Tindakan pemerintah dalam pembubaran organisasi masyarakat  hizbur tahrir indonesia dengan berbagai macam alasan bahwa hizbur tahrir indonesia sebagai organisasi terlarang yang bertentangan dengan pancasila dan undang-undang dasar tahun 1945 sehingga pencabutan badan hukumnya tidak melalui proses peradilan sehingga tindakan pemerintah ini dianggap tidaklah sah sehingga pemerintah mengesahkan peraturan pemerintah menjadi undang-undang sehingga tindakan pencabutan badan hukum oleh pemerintah dianggap sah, akan tetapi asas primus actus mengikat tindakan tersebut sehingga pembubarannya harus melalui proses peradilan.

References

A. Ridwan Halim., (1985)., Hukum Perdata Dalam Tanya Jawab, Jakarta: Ghalia Indonesia..
Atip Latipulhayat, (2017). “Due Process of Law”, Jurnal Ilmu Hukum Padjajaran, Vol. 4 No. 2.
B. Hestu Cipto Handoyo., (2015)., Hukum Tata Negara Indonesia, (Yogyakarta, Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Bryan A, Garner., (2010)., Black’s Law Dictionary Ninth Edition, St. PaulMinn: West Publishing Co.
Brandon J Murrill,, (2018)., “Modes of Constitutional Interpretation”, Congressional Research Service Report, Maret.
CST Kansil., (1989) Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta: Balai Pustaka.
Dragan Golubovic, (2013). “Freedom of Association in the Case Law of the European Court of Human Right”, The International Journal of Human Right, Vol. 17.
https://m.republika.co.id/amp/pvk1sk384,
Imam Hayati, (2019). “Asas Contrarius Actus sebagai Kontrol Pemerintah terhadap Kebebasan Berserikat dan Berkumpul di Indonesia”. Mimbar Keadilan Untag Surabaya, Vol. 12, No. 1
Jimly Asshiddiqie., (2006)., Kemerdekaan Berserikat, Pembubaran Partai Politik dan Mahkamah Konstitusi, Jakarta: Konstitusi Press..
Jimly Asshidiqie., (2010)., Konstitusi dan Konstitusionalisme Indoneisia, Jakarta. Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan mahkamah Kosntitusi.
Kansil C.S.T., (1987)., Hukum Tata Negara Negara Republik Indonesia, Jakarta: Bina Aksara, 1987 Kansil C.S.T, Hukum Tata Negara Negara Republik Indonesia, Jakarta: Bina Aksara.
M. Luthfi Hakim, (2017) Contrarius Actus” Majalah Konstitusi, No. 126 . Edisi. 126
Mardjono, Reksodiputro., (1994)., Hak Asasi Manusia Dalam Sistem Peradilan Pidana, Jakarta: Pusat Pelayanan Keadilan dan Pengabdian Hukum
Muhammad Muhsin Rodhi. , (2012)., Tsaqofah dan Metode Hizbut Tahrir dalam Mendirikan Negara Khilafah (Bogor: al-Azhar Fresh Zone Publishing.
Neni Sri Imaniyati., (2009)., Hukum Bisnis: Telaah tentang Pelaku dan Kegiatan Ekonomi, Yogyakarta: Graha Ilmu..
Nurul Qamar., (2013)., Hak Asasi Manusia Dalam Negara Hukum Demokrasi., Jakarta:Sinar Grafika.
Rahmat Efendy Al Amin Siregar, (2015). Due Process of Law Dalam Sistem Peradilan Pidana di Indonesia Kaitannya dengan Perlindungan HAM”, Jurnal Ilmiah Fitrah, Vol. 1.
Salim HS., (2008)., Pengantar Hukum Perdata Tertulis, Jakarta: Sinar Grafika.
Sirajuddin dan Winardi., (2015)., Dasar-Dasar Hukum Tata Negara Indonesia, (Malang: Setara Press.
Soediman Kartohadiprodjo., (1965).. Pengantar Tata Hukum di Indonesia, Jakarta: Pembangunan.
Titik Tutik Triwulan., (2008)., Hukum Perdata dalam Sistem Hukum Nasional, Jakarta: Prenada Media Group.
Undang-Undang No 16 Tahun 2017 Tentang Organisasi Kemasyarakatan
Victor Imanuel W. Nalle,, (2017). “ Asas Contrarius Actus pada Perppu Ormas: Kritik dalam Perspektif Hukum Administrasi Negara”, PJIH Unpad, Vol. 4 No. 2.
Victor V. Ramraj., (2004). Four Model of Due Process”, I. CON, Vol. 2, No. 3, Oxford University Press,
Tobias Basuki, Organisasi Masyarakat dalam Demokrasi Indonesia, Serial Online http://www.leimena.org/id/page/v/537/organisasi-masyarakat-dalam-demokrasi indonesia/
Published
2022-11-02