PENENTUAN BATAS BEBAN ANGKAT MAKSIMUM (MAXIMUM ACCEPTABLE WEIGHT LIMIT) TENAGA KERJA ANGKAT ANGKUT (STUDI KASUS PADA TKBM PELABUHAN YOS SUDARSO AMBON)

  • Rapiah S Marasabessy Universitas Darussalam Ambon
  • Sitnah A Marasabessy Universitas Darussalam Ambon
Keywords: MAWL, TKBM, NIOSH, Fisiologis

Abstract

Peningkatan produktivitas kerja merupakan sasaran penting dalam semua bidang industri baik industri formal maupun industri informal. Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi produktivitas adalah manusia sebagai pekerja. Aktifitas penanganan material secara manual sering dilakukan oleh pekerja angkut angkut pada pelabuhan. Pelabuhan Yos Sudarso Ambon adalah salah satu pelabuhan yang memiliki banyak Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM). Para TKBM biasanya melakukan aktivitas angkat angkut dengan cara menjinjing, memikul, dan memanggul beban secara bersamaan dan berulang-ulang. Beban yang diangkut biasanya memiliki kapasitas yang banyak sehingga postur kerja yang ditimbulkan tidak alami, dan dapat memicu terjadinya nyeri pada otot. Penelitian ini bertujuan untukmenentukan batas beban angkat maksimum atau Maximum Acceptable Weight Limit. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan fisiologis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata  MAWL yang dihasilkan lebih besar dari rekomendasi NIOSH sedangkan untuk frekuensi angkatan tertentu MAWL bernilai 0 atau negative dimana kondisi ini tidak diijinkan untuk melakukan pengangkatan karena dapat menyebabkan cedera akut

Published
2014-12-31
Section
Articles